Di Sebuah Kafe Pinggiran Tub Romly  

Diposting oleh defrin

Malam ini kutelanjangi kotamu

mencari titik sunyi

di sela-sela pahamu

Tak kutemukan apa-apa

Hanya sendok yang menari dibalik jeruji besi

menjadikan orkestra malam makin gaduh

cuma asap yang mengitari

bikin jantung berdegup tak berhenti

Harusnya malam itu aku bermimpi

tentang hujan yang menerpa kegundahan

Atau

tentang kakek tua yang dilanda amnesia

Tapi kemana mimpiku?

Apa mungkin sedang berbaur dalam pesta berkepanjangan?

Ataukah,

ia sudah mati diintimi iblis dan setan?

Atau mungkin saja,

ia sedang terbuai oleh aroma kemaluan?

Cangkir teh tergelepar

Asap Tuffah berderai

memandangi malam tanpa bintang

1-: Apa yang kau lakukan disini anak muda?

2-: Seperti yang kau lihat

1-: Tapi aku tidak suka menilai seseorang hanya dengan tingkah lakunya, bagiku, ucapan dari bibirnya lebih mewakili tentang apa yang tengah ia rasa?

2-: Jadi kau tak percaya pada adanya kebohongan dan durhaka?

1-: Toh aku bukan anak kecil, yang lebih suka pada mainan baru daripada bisikan kalbu

2-: Baiklah, aku sedang minum teh hangat dengan syisah

1-: Hanya itu?

2-: Seperti yang kau lihat

1-: Selain aku bisa mendengar ucapanmu, aku juga bisa membaca getaran di bibirmu

2-: Kau siapa? Apa hakmu mengintrogasiku seperti ini?

1-: Alangkah baiknya jika lau jawab dulu pertanyaanku

2-: Arghhhh...baiklah, aku kesini ingin istirah sejenak dari perjalanan hidupku yang meletihkan, dari dinginnya kotamu yang menusuk tulamg-tulangku, dan dari gonggongan anjing-anjingmu yang mengganggu mimpi malamku

1-: Hanya itu?

2-: Bahkan kalau bisa, aku ingin menghindar dari gelegar tawa keserakahan, tangisan-tangisan bayi yang kehilangan masa depan, dan para agamawan yang menculik kuasa tuhan

1-: Jadi kau ingin memghindar dari kehidupan sosial?

2-: Bagaimana kau mendefinisikan kehidupan sosial?

1-: Menurutmu?

2-: Baiklah, akan kujawab sebagai hadiah atas kesudianmu temani aku malam ini. Bagiku, kehidupan sosial adalah kehidupan yang tak saling menyakiti, saling berdikari, saling tahu diri, dan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan

1-: Jadi itu alasan kau datang kesini?

2-: Iya

1-: Ini keputusanmu?

2-: Tidak, hanya sebatas pelarian sesaat. Dan sekarang, kau siapa?

1-: Maaf kawan, aku harus kembali ke tubuhmu

Di Bibirmu Ada Tisu  

Diposting oleh defrin

Mengenali cintamu

telah membikin aku tak takut luka

Karena raga hanya luka yang tertunda

dan luka adalah cinta yang setia

begitu kan katamu?

Kadang aku heran pada kesetiaan yang kau tuhankan

padahal, telah aku renggut keperawanan rembulan

Cahayanya kita habiskan berdua

separuh untuk wajahmu

separuh untuk cintaku

Tapi kau menolak

lantaran bulan tak selamanya setia

Kadang purnama tertawa

kadang tersenyum bahagia

bahkan terkadang tidak ada

Aku ingin menjadi kunang-kunang saja yang

selamanya mencintai malam

Katamu, memecahkan kristal di retina

Ada apa dengan matamu Sayang?

Kenapa merah?

Tak apa, aku hanya takut tak

bisa menjadi malam yang

kau impikan

Sudahlah, tak perlu kau pedulikan malam

masih ada siang yang akan datang

Kemarilah, biar kuusap air matamu dengan bibirku