Di Bibirmu Ada Tisu
undefined
Mengenali cintamu
telah membikin aku tak takut luka
Karena raga hanya luka yang tertunda
dan luka adalah cinta yang setia
begitu kan katamu?
Kadang aku heran pada kesetiaan yang kau tuhankan
padahal, telah aku renggut keperawanan rembulan
Cahayanya kita habiskan berdua
separuh untuk wajahmu
separuh untuk cintaku
Tapi kau menolak
lantaran bulan tak selamanya setia
Kadang purnama tertawa
kadang tersenyum bahagia
bahkan terkadang tidak ada
Aku ingin menjadi kunang-kunang saja yang
selamanya mencintai malam
Katamu, memecahkan kristal di retina
Ada apa dengan matamu Sayang?
Kenapa merah?
Tak apa, aku hanya takut tak
bisa menjadi malam yang
kau impikan
Sudahlah, tak perlu kau pedulikan malam
masih ada siang yang akan datang
Kemarilah, biar kuusap air matamu dengan bibirku
0 komentar