HAJI  

Diposting oleh defrin

Wajahnya yang cahaya, senyumnya yang sutera, dan ucapannya yang surga telah meluluh-lantakkan seisi istana dalam relung dadaku, bagai badai yang menyambar perayu layar hingga menjadikannya serpihan-serpihan kayu yang mengapung diatas samudera airmata, ya, airmataku selalu gerimis, saat belati di matanya tertancap di belahan mataku, airmataku selalu gerimis, saat racun di bibirnya tertuang di cawan bibirku, oh, adakah Tuhan yang suci, atau cinta ini yang sebenarnya suci?


Setiap lima kali dalam sehari, jiwa dan ragaku selalu berkunjung ke rumahnya, ada kedamaian yang selalu menyelinap kedalam rongga kalbuku, ada aroma surgawi yang sesekali membasahi urat nadi, seakan aku menjadi satu-satunya selir diantara bidadari yang tengah bersemedi di taman sunyi, ya, di rumahmu, aku selalu menjadi putri kecil yang menari mengitari altar suci; Cinta.


Kala pagi meneteskan secercah sinar mentari, aku datang ke pangkuannya, menceritakan secabang mimpi yang kau ikatkan disana, hanya ada aku dan kamu, sambil kulukiskan bagaimana senyummu telah mampu menciptakan sungai-sungai rindu yang kelabu, bagaimana belaianmu telah menjadikan lanskap rambutku layu, tapi hanya diam yang menjadi bahasamu, sesekali tersenyum saat tanganku memainkan kerah kemeja yang melekat di tubuhmu "Tuhanku sayang, kapan kau meminangku?"


Kini, hari-hariku kulalui hanya dengan menunggumu, menantikan pinangan sang pengeran bersama kuda jantan, tapi kenapa ia belum juga datang? Sampai-sampai aku makin cemburu pada waktu, kenapa tak sedikitpun ia memberiku ruang untuk sekedar tatap temu, malah ia tak habis-habisnya menyuguhi candu di ruang rinduku, "Tuhanku, aku selalu menunggumu, hingga senja tak lagi jingga"


Sudah berpuluh bahkan beribu merpati yang kulayangkan ke istanamu, sekedar mengingatkan, ada mimpi lain di luar sana yang tengah menantimu, ada jiwa kosong yang berusaha sabar menantikan dekapan tubuhmu, ada canvas putih yang tengah menunggu tarian jemarimu melukiskan pelangi."Jadilah warna merah, yang selalu setia menyandingi hijau di tubuh pelangi" tulismu berfilosofi."Bahkan, kalau kau mau, kan kupoles tubuhku dengan warna pelangi, agar matamu tak berhenti menikmati pagi" balasku.


Dan untukmu kekasih gelapku, hanya kata Maaf yang bisa kusandingkan di pelipis rindumu, maaf, kalau aku tak akan membawa senyummu kesana, karena sungguh, aku sangat khawatir kalau Tuhan benar-benar tak mau dipoligami, bukankah itu juga maumu?

1st Anniversary  

Diposting oleh defrin

Enam Belas

Saat jiwaku retak, yang kulihat hanyalah bayang-banyang hitam lagi kelam, seperti seorang petapa yang tengah bersemedi dalam goa, tak ada siapa-siapa yang temani kesendiriannya, hanya sehesta hampa yang setia.

Tapi, kala kehadiran matamu menusuk tajam ke ulu hati, tiba-tiba setetes airmatamu telah membanjiri seluruh urat nadiku, menjelma pembuluh darah yang menggantikan sel-sel darah mati.

Lantas, seperti apakah misteri dibalik matamu, hingga mampu mengairi nadiku?

Di matamu pula, anganku menemukan bongkahan dari puing-puing jiwa yang retak, sesekali menetralisir terbenturnya mimpi dan kenyataan, waktu itu aku beranggapan, bahwasanya mimpi memiliki dunia lain yang tak pernah bisa disentuh realita, tapi nyatanya, lewat pancaran sinar di matamu, aku mencoba menerobos lorong kosong maya hingga sampai pada retina nyata.

Haruskah aku mempelajari semiotika mata?

Sepuluh

Bagiku, kehidupan tak ubahnya secarik kanvas putih, ada kalanya aku memulai dan ada kalanya aku mengakhiri, lewat senyuman di bibirmu, inginku menuang tinta pelangi pada goresan hidupku, hingga ketika sampai pada tetes akhir, aku akan mengakhirinya dengan airmatamu.

"Mengapa harus pelangi? tak cukupkah warna darahku" celetuk bibirmu

"Goresan dengan satu warna, tak ubahnya kerangka sketsa, substansi dan esensinya belum menemukan apa-apa, ada kalanya rembulan menipis sabit, ada kalanya juga, rembulan rapuh separuh, pun ada kalanya, saat rembulan mencapai purnama, begitulah kehidupan, selalu singgahi perubahan."

Karena aku yakin, akupun akan bosan, kalau setiap saat bercinta, tapi tak pernah berselisih tentang cinta, aku juga akan jenuh, walau setiap subuh, kau selalu membangunkanku dengan kecupan, toh, aku juga masih butuh sesekali tamparan. Bukankah kasih sayang adalah hal perasaan, bukan tindakan?

"Tapi aku mencintaimu dengan amat sangat realistis?" lidahmu menepis

"Kurang tepat kalau kau bilang realistis, itu hanya sebatas empiris saja"

Nol Sembilan

Kalau jarak bisa mempertemukan kerinduanku padamu, maka aku akan mendatangimu tanpa jarak, kalau waktu mampu memisahkan kerinduanku padamu, maka aku akan menjemputmu tanpa waktu, dan kalau tuhan berani mengatur kerinduanku padamu, maka aku akan tetap menikahimu, tapi kelak, di hari kematian tuhan.

"Tapi itu tidak mungkin Sayang?"

"Apa yang tidak mungkin, kalau Tuhan menghendaki?"

"jadi kau tidak akan melangkahi takdir Tuhan?"

"Tidak, karena kaulah tuhanku"

tuhan itu cinta, tuhan itu kasih sayang, haruskan aku berpaling dari tuhan? toh cinta dan kasih sayangku sudah kuikatkan erat-erat di sebelah jantungmu, lalu bagaimana mungkin aku harus mencari cinta, tanpa Tuhan?

O ya Sayang, Semalam aku sempat menelanjangi ragamu, bukan karena apa, tapi aku hanya ingin mencari titik-titik cinta disana, dan nyatanya, sama sekali tidak kutemukan.

Esok malam, bolehkan kutelanjangi jiwamu?

VISA  

Diposting oleh defrin

Telah kau sesakkan dadaku, bahkan, mimpi malamku entah sudah berapa kali kau putuskan, hingga saat matahari membias pelangi, kau sama sekali tidak pernah mengizinkanku sarapan pagi, walau hanya sepotong roti.

"Tapi aku akan membawamu menuju cintamu" selalu begitu ucapmu.

Untuk kesekian kalinya, pagi ini, aku harus absen ke kamar mandi, menyelesaikan perjalanan kemarin yang belum usai, meski sebenarnya ragaku sudah hampir layu, sabarku juga hampir pilu, tapi aku yakin, aku memulainya dengan cinta, dan di ujung jalan, akupun akan mengakhirinya dengan cinta, dialog di salah satu film yang menumbuhkan gairahku.

"Ya, kau tak akan mati karena cintamu" selalu begitu dalihmu.

Asal kau tahu, aku tak pernah takut akan kematian, toh ia adalah tempat istirah paling indah, seperti halnya aku tak pernah takut pada cobaan yang melintang, bukankah cobaan adalah jembatan menuju kedewasaan, dan kedewasaan adalah satu pilar dari kehidupan, jika satu pilar goyah, akan hidup akan terarah?

"Cinta itu pengorbanan Kawan, bertahanlah!"

Aku tahu cinta itu pengorbanan, pengorbanan untuk selalu bertahan dan menyerang, pengorbanan untuk senantiasa memutuskan dua pilihan, detik ini, aku telah memilih salah satu dari keduanya, akupun sudah siap berkorban, tapi cintamu itu telah teracuni oleh sistem Kawan, dan sistem itu benar-benar telah mampu menggoyahkan cintaku.Kau pikir aku kuat?

"Sistem itu dibuat untuk satukan cintamu Kawan..."

Tapi mengapa, saat kemauan sistem sudah aku turuti, malah sistem yang tidak pernah mau mengalah menuruti kemauanku? apa itu yang kau bilang cinta?

Tidak Kawan, definisi cinta bagiku sangat sederhana, tak perlu tertera dalam tanda-tanda, juga tak perlu terungkap lewat kata-kata, tapi cukup kau rasakan menemukan satu kesimpulan; Percaya..!

"Baiklah, akan aku catat cintamu dengan cintaNya, dan semoga jiwamu kian menyatu dengan cintaNya" sepertinya, virus cinta tengah membelenggumu Kawan.

Tapi aku malu, saat menemuiNya nanti, aku tak punya banyak baju untuk menutupi dosa-dosaku, haruskan aku menemui Tuhanku dengan tubuh telanjang?