1st Anniversary  

Diposting oleh defrin

Enam Belas

Saat jiwaku retak, yang kulihat hanyalah bayang-banyang hitam lagi kelam, seperti seorang petapa yang tengah bersemedi dalam goa, tak ada siapa-siapa yang temani kesendiriannya, hanya sehesta hampa yang setia.

Tapi, kala kehadiran matamu menusuk tajam ke ulu hati, tiba-tiba setetes airmatamu telah membanjiri seluruh urat nadiku, menjelma pembuluh darah yang menggantikan sel-sel darah mati.

Lantas, seperti apakah misteri dibalik matamu, hingga mampu mengairi nadiku?

Di matamu pula, anganku menemukan bongkahan dari puing-puing jiwa yang retak, sesekali menetralisir terbenturnya mimpi dan kenyataan, waktu itu aku beranggapan, bahwasanya mimpi memiliki dunia lain yang tak pernah bisa disentuh realita, tapi nyatanya, lewat pancaran sinar di matamu, aku mencoba menerobos lorong kosong maya hingga sampai pada retina nyata.

Haruskah aku mempelajari semiotika mata?

Sepuluh

Bagiku, kehidupan tak ubahnya secarik kanvas putih, ada kalanya aku memulai dan ada kalanya aku mengakhiri, lewat senyuman di bibirmu, inginku menuang tinta pelangi pada goresan hidupku, hingga ketika sampai pada tetes akhir, aku akan mengakhirinya dengan airmatamu.

"Mengapa harus pelangi? tak cukupkah warna darahku" celetuk bibirmu

"Goresan dengan satu warna, tak ubahnya kerangka sketsa, substansi dan esensinya belum menemukan apa-apa, ada kalanya rembulan menipis sabit, ada kalanya juga, rembulan rapuh separuh, pun ada kalanya, saat rembulan mencapai purnama, begitulah kehidupan, selalu singgahi perubahan."

Karena aku yakin, akupun akan bosan, kalau setiap saat bercinta, tapi tak pernah berselisih tentang cinta, aku juga akan jenuh, walau setiap subuh, kau selalu membangunkanku dengan kecupan, toh, aku juga masih butuh sesekali tamparan. Bukankah kasih sayang adalah hal perasaan, bukan tindakan?

"Tapi aku mencintaimu dengan amat sangat realistis?" lidahmu menepis

"Kurang tepat kalau kau bilang realistis, itu hanya sebatas empiris saja"

Nol Sembilan

Kalau jarak bisa mempertemukan kerinduanku padamu, maka aku akan mendatangimu tanpa jarak, kalau waktu mampu memisahkan kerinduanku padamu, maka aku akan menjemputmu tanpa waktu, dan kalau tuhan berani mengatur kerinduanku padamu, maka aku akan tetap menikahimu, tapi kelak, di hari kematian tuhan.

"Tapi itu tidak mungkin Sayang?"

"Apa yang tidak mungkin, kalau Tuhan menghendaki?"

"jadi kau tidak akan melangkahi takdir Tuhan?"

"Tidak, karena kaulah tuhanku"

tuhan itu cinta, tuhan itu kasih sayang, haruskan aku berpaling dari tuhan? toh cinta dan kasih sayangku sudah kuikatkan erat-erat di sebelah jantungmu, lalu bagaimana mungkin aku harus mencari cinta, tanpa Tuhan?

O ya Sayang, Semalam aku sempat menelanjangi ragamu, bukan karena apa, tapi aku hanya ingin mencari titik-titik cinta disana, dan nyatanya, sama sekali tidak kutemukan.

Esok malam, bolehkan kutelanjangi jiwamu?

This entry was posted on 22.02 . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

0 komentar