Kita; hanyalah sebingkai episode pada satu sesi cerita, tentang sebuah riwayat yang memuat adegan klasik, antara kehidupan, dan kematian Aku tidak pernah memberimu kado, pun tak pernah hadiahkanmu boneka, jam tangan, coklat, atau bahkan permata, bukan karena tidak mau, bukan pula karena aku pelit, tidak, tidak seperti itu, hanya saja, aku khawatir, materi bisa mengalahkan esensi cintaku padamu, hanya saja, aku takut, bukan bayangku yang kan temani lelap tidurmu, malah boneka, jam tangan atau kado itu... Aku tidak pernah sekalipun lupa, apalagi sampai melupakan hari kelahiranmu, hari dimana kau tinggalkan surga di rahim bunda, hari pertama kau tuliskan prolog cinta di jiwamu, hari dimana kau hanya melihat cinta di matamu, aku tidak pernah lupa akan hal itu, hanya saja, aku takut, kalau waktu malah mencuri rindu di kalbu, aku kalut, saat waktu benar-benar menjadi sembilu. Bukannya aku tidak mau, menuliskan puisi di hari ulang tahunmu, bukan pula karena aku tak sanggup, merayakan hari kelahiranmu, tapi, cinta yang kita tanam di hati, benar-benar tak terserap panca indera, rindu yang kita genggam di jiwa, sama sekali tidak mengerti bahasa dan aksara, lantas, bisakah kita mencipta bahasa cinta? Kita; hanyalah sebuah sinopsis singkat, yang lahir dari sketsa kosong, dan disanalah, kita melukis rembulan, bintang, bahkan binatang Saat degupan jantung memompa darah ke seluruh sel-sel tubuhmu, hingga memenuhi setiap inci dari nadimu, disanalah, doa itu kusimpan, agar kau bisa rasakan, doa bukanlah ritual, tapi sebuah ketulusan. Umur panjang, cita-cita tergapai, dan kebahagian abadi, selalu menjadi melodi suci yang kusandungkan bersama seruling bambu di altar rindu, kalau kau tak mendengarnya, cukup kau dekatkan telingamu ke dadamu... Ucapan yang keluar dari lisan, tulisan yang terangkai lewat pikiran, sungguh hanyalah rangkaian dialog dalam drama kehidupan, kesemuanya telah diatur oleh sang pencipta sandiwara, entah tuhankah, alamkah, kausa-kah, atau diri kita sendiri... Kita; hanya memiliki usia maya Di Kotaku, September adalah awal musim semi
This entry was posted
on 03.30
.
You can leave a response
and follow any responses to this entry through the
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
.
0 komentar