Mimpi (Saya) Saat Menjadi Seorang Bapak  

Diposting oleh defrin

Subuh masih ragu menampakkan fajarnya

mataharipun kelu menyampaikan sinarnya.

Aku berdiri di depan sebuah pintu

meratapi bocah mungil yang

tengah menyulam mimpi kecilnya

"Maaf Nak, Bapak hanya bisa menyediakanmu mimpi"

Karena dibalik mimpilah

harapan itu tumbuh

kini, tak ada lagi nyanyian kodok yang kelaparan

atau suara jangkrik di pematang, melainkan

suara mesin mobil yang hingar-bingar

sesekali teriakan kondektur tua seberang jalan

"Nak, keluarlah, hadapi duniamu, lalu carilah benih-benih mimpimu semalam"

Disini, tepat di nadimu

kami sisipkan doa-doa dan

harapan

Kopi sisa kemarin masih bisa memoles bibirku

sebab, akhir-akhir ini

istriku sudah jarang ke dapur

katanya, ia lebih suka menyanyi daripada menanak nasi

"Pak, hari ini kita mau makan apa?"

Ah...ternyata cinta tidak selamanya berkuasa


This entry was posted on 14.21 . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

0 komentar