Dua bulan sebelum kedatangannya
seorang penumpang menyelipkan rindu
dibalik kursi warna kelabu
Dipandanginya jalanan berdebu
sambil membayangkan kendaraan yang melaju
bisa menggeser waktu
Ternyata, rindu datang tak pernah menentu
Satu hari pertama sejak kedatangannya
penumpang itu masih terlena akan keindahannya
pada sajadahnya, ia berkata
"Ia tak kan pulang besok"
Dan kini, sudah hari ketiga belas,
lalu mengapa rindu itu pudar
mengikuti lampu El-fanus saat siang bertandang?
Penumpang itu lantas mencari rindu
yang pernah
ia selipkan dulu
tapi sayang, hanya lembaran sesal yang ia dapatkan
Jangan selalu salahkan setan, jika nafsumu belum kau tahan
This entry was posted
on 13.55
.
You can leave a response
and follow any responses to this entry through the
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
.
0 komentar