Sayang, apa kau hafal lagu indonesia raya? Tidak sayang, aku lebih suka menghafalkan jalan raya, tempat dimana kita lebih merdeka Dimana kau simpan matamu, saat anak kecil penjual koran tengah berdiri dekat sedanmu, memegangi perutnya yang kosong, menyeka keringatnya dengan kemeja bolong, dan satu tetes keringatnya telah membasahi koran di tangannya, tepat pada deadline pertama; Upacara Kemerdekaan. Lihatlah bibirnya, pernahkah ia dusta? lihatlah matanya, adakah ia berpura? Dimana kau gantung telingamu, saat tangis para janda menggempa di balik meja kerja, menggendongi bayinya yang lahir tak sempurna, kakinya harus diamputasi, konon katanya, saat kecil dulu, ia tak sempat diimunisasi, karena sang ibu tak rela harus tidak makan lima hari. Adakah kau dengar jerit kesakitan disana? atau jangan-jangan, telingamu sudah tersumbat dolar? Apa kau pernah punya cita-cita menjadi seorang pelacur? yang rela menjual harga diri demi sebungkus nasi, yang menangis di balik jeruji besi, saat semalam diciduk polisi. Tidak, mereka tidak ingin menjadi pelacur, hanya saja harga BBM terus melambung. Sayang, apa kau tahu pancasila? Yang kutahu, hanya sila ke-tiga saja, Sayang kemanusiaan adalah memanusiakan manusia, bukan memanusiakan harta, bukan memanusiakan keluarga, bukan memanusiakan agama, bukan memanusiakan ideologi, bukan memanusiakan diri sendiri. Tidak perlu memperaktekkan poligami, untuk sekedar berlaku adil, cukup; santunilah fakir miskin, sayangilah anak yatim, berhentilah kikir. Sayang, apa kau pernah dengar sumpah pemuda? Tidak sayang, aku lebih sering mendengar sumpah penguasa Kami para penguasa bangsa indonesia, mengaku bertumpah darah satu, darah feodalisme, nepotisme, individualisme, apatisme, dan me-me yang lainnya. Kami para penguasa Bangsa Indonesia, mengaku berbangsa satu, bangsa dedemit dan gunduruwo. Kami para penguasa bangsa Indonesia, mengaku berbahasa satu, bahasa kera, anjing, babi, lintah dan semua jenis bahasa binatang. Lantas, apa kau bukan orang Indonesia Sayang? Tidak, Aku hanyalah mainan orang Indonesia... Kemarilah, kubisikkan kau sesuatu "MER(d)EKA!"
This entry was posted
on 09.33
.
You can leave a response
and follow any responses to this entry through the
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
.
0 komentar