Adalah sebuh fitrah manusia, mendambakan hidup damai tanpa perpecahan, kekerasan dan pemberontakan, hidup tentram dan damai dalam lingkaran persatuan dan kesatuan, serta toleransi yang kuat atas perbedaan-perbedaan dan ikhtilaf yang ada.
Akan tetapi dambaan seperti diatas tak selamanya harus senada dengan fitrah manusia tersebut, mengingat, dalam jiwa manusia tidak terlepas dari hukum rimba, sebuh hukum yang menjadikan manusia jauh lebih hina dari pada binatang, hukum itulah yang menjadikan manusia selalu ingin diatas, selalu menjadi yang terkuat dan terdepan.
Salah satu Faktor itulah yang menyebabkan lahirnya fundamentalis, ekstrimis, radikalis, dan teroris, baik yang bersandar dibalik lebel agama, politik, dan ekonomi.
Kita semua meyakini bahwa agama merupakan lahan pengabdian kita pada Tuhan, agama sebagai jalan lurus menuju surga-Nya, agama adalah tempat keluh kesah dan mengadu pada sang Esa, hal demikian terlihat jelas ketika setiap agama yang ada di muka bumi ini memerintahkan kepada penganutnya untuk selalu bersikap toleran, cinta damai dan penuh kasih sayang, Buddha mengajarkan kesederhanaan, Kristen mengajarkan cinta kasih, Konfusianisme mengajarkan kebijaksanaan, dan Islam mengajarkan kasih sayang bagi seluruh alam.
Sejarah munculnya istilah Fundamentalisme
Secara historis dan akademis, menurut Dr. Murad Wahbah, istilah fundamentalisme digunakan pertama kali oleh Editor majalah New York Watchman Edisi Juli 1920, yang berarti: sikap menolak penyesuaian kaidah-kaidah dasar terhadap kondisi baru. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa fundamentalisme berkembang pada abad ke-20, ketika itu umat protestan yang mulai jengah dengan kehidupan religuitas agama mereka, kehidupan modern, teknologi-teknologi canggihlah yang sering menjadi propaganda keimanan mereka, dari itulah mereka menawarkan sebuah opsi signifikan yang menekankan pentingnya aplikasi Bibel secara literal dalam kehidupan seorang pemeluk Kristiani, dengan ajakan kembali lagi pada ayat-ayat Bible yang kian terlupakan, atau dalam garis besar dapat didefinisikan sebagai sebuah pergerakan atau sikap yang menekankan pentingnya komitmen dan kontinuitas dalam mentaati seperangkat prinsip dasar dari Tuhan.
Karen Armstrong penulis The Battle for God mengatakan bahwa gerakan fundamentalisme muncul begitu saja sebagai respons spontan terhadap datangnya modernisasi yang dianggap sudah keluar terlalu jauh.
Fundamentaliseme agama-agama
Sayang beribu sayang, pada dewarsa ini fundamentalisme kerap disandangkan kepada pemeluk islam, hingga muncullah "islam radikalis, islam teroris, islam ekstrimis" dan lain sebagainya, padahal asumni seperti itu salah besar, kalau kita mau bersikap objektif, di luar sana masih banyak fundamentalis-fundamentalis dari agama lain, sebut saja semisal Judaisme fundamentalis, Kristen fundamentalis, Hindu fundamentalis, Buddha fundamentalis, dan bahkan Konfusianisme fundamentalis,
Sejarah dunia telah mencatat bahwa aksi-aksi kaum fundamentalis telah memenuhi list kekerasan di belantara keamanan dunia, baik yang bersandar dibelakang agama maupun politik.
Dari agama Buddha atau Shinto, misalnya, kita masih ingat akan tragedi gas sarin yang ditaburkan oleh kelompok Aum Shinrikyo di subway di Tokyo, Maret 1995, yang menewaskan 12 orang dan melukai lebih dari 5.000 orang.
Lalu, dari bendera Kristen, Baru-baru ini kaum ektrimis Kristen Nigeria berulah lagi. Seperti dilansir AFP, Senin(3/5), mereka menyerang sejumlah desa Muslim. Akibatnya, sekitar 67 Muslim Nigeria dibantai tanpa ampun.
Dari Yahudi, Morehead menampilkan, sejak kemunculannya, selalu ada kelompok-kelompok radikal dari agama itu seperti Zelot yang menentang penjajahan Romawi dan Lubavitch Hasidic Movement. Juga, beragam kelompok ultra ortodoks yang meyakini bahwa Tuhan hanya memilih bangsa Yahudi dan akan memenangkan perang suci dengan setiap kelompok yang melawan Israel.
Dari bendara Hindu, pada tahun 1992di India New Delhi, umat hindu membantai dan menghancurkan masjid-masjid kaum muslimin, hingga tercatat sebanyak 1.800 muslimin tewas dalam tragedi tersebut. Tak sampai disitu saja, pada tahun 2002 Februari, ribuan kaum muslimin ditembak, diperkosa, dan dibakar hidup-hidup di daerah Gujarat India, padahal di daerah itulah Mahatma Gandhi dilahirkan.
Dari bendara Islam, pengeboman WTC (World Trade Center) Amerika serikat pada 11 September 2001, telah menewaskan lebih dari 2.000 orang, juga Pada tanggal 12 Oktober 2002, bom meledak di bali yag menewaskan sekitar 202 orang, 164 diantaranya adalah wisatawan asing.
Fakta diatas secata tidak langsung telah mematahkan argument yang berasumsi bahwa fundamentalis islamlah yang memicu kekerasan dan aksi terorisme di dunia ini.
Kesimpulan
Dari pemaparan singkat diatas, kita bisa menarik benang merah tentang fundamentalisme yang terkait dengan agama-agama, diantaranya adalah fundamentalisme terlahir akibat interpretasi yang salah dalam memahami teks-teks suci kitab Tuhan, kedua, fundamentalisme lahir ketika umat beragama mulai jenuh terhadap modernisasi dan teknologi yang berkembang, ketiga, fundamentalisme terjadi sebagai aksi protes terhadap pemerintah yang kurang tegas menghadapi pelbagai persoalan hidup yang ada.
Fundamentalisme hanyalah sikap instant yang kerap dijadikan sebagai jalan mudah menuju surga Tuhan, fundamentalisme hanyalah kedok suci yang sejatinya adalah pencoreng nama baik Tuhan.
This entry was posted
on 09.51
.
You can leave a response
and follow any responses to this entry through the
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
.
2 komentar